Keputihan Bening Bercampur Darah Sedikit Setelah Berhubungan

Keputihan adalah kondisi yang umum dialami oleh banyak wanita. Ini adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keluarnya cairan dari vagina. Keputihan normal biasanya berwarna bening atau sedikit putih, tidak berbau, dan tidak menyebabkan gatal atau iritasi. Namun, ada beberapa kasus di mana keputihan dapat bercampur dengan darah sedikit setelah berhubungan seksual.

Apa yang Menyebabkan Keputihan Bercampur Darah Setelah Berhubungan?

Keputihan bercampur darah setelah berhubungan seksual dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah perdarahan setelah aktivitas seksual yang agak kasar atau intens. Pada beberapa kasus, gesekan yang kuat dapat menyebabkan luka kecil pada vagina atau leher rahim, yang kemudian mengakibatkan sedikit darah bercampur dengan keputihan.

Selain itu, keputihan bercampur darah juga dapat menjadi tanda adanya masalah kesehatan lainnya, seperti:

1. Infeksi Menular Seksual (IMS)

Salah satu penyebab umum keputihan bercampur darah setelah berhubungan adalah infeksi menular seksual (IMS), seperti klamidia atau gonore. Infeksi ini dapat menyebabkan peradangan pada leher rahim dan menyebabkan pendarahan setelah berhubungan seksual. Jika Anda mengalami keputihan yang tidak biasa, disertai dengan rasa nyeri, gatal, atau bau yang tidak sedap, segera konsultasikan dengan dokter.

2. Polip Serviks

Polip serviks adalah pertumbuhan jinak yang terjadi pada leher rahim. Meskipun polip serviks jarang bersifat kanker, mereka dapat menyebabkan pendarahan setelah berhubungan seksual. Jika Anda memiliki riwayat polip serviks, segera berbicara dengan dokter Anda untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

3. Ektopik (Kehamilan di Luar Rahim)

Ektopik terjadi ketika telur yang dibuahi tidak melekat di rahim, tetapi di tempat lain di dalam tubuh. Jika Anda mengalami keputihan bercampur darah setelah berhubungan seksual, disertai dengan nyeri panggul yang parah, mual, atau pusing, segera cari bantuan medis karena ini bisa menjadi tanda ektopik.

4. Menopause

Pada wanita yang mendekati atau sudah memasuki masa menopause, perubahan hormonal dapat menyebabkan penipisan dinding vagina dan leher rahim. Hal ini dapat menyebabkan luka kecil yang mudah berdarah setelah berhubungan seksual.

5. Luka atau Trauma

Gesekan yang kuat atau aktivitas seksual yang kasar dapat menyebabkan luka atau trauma pada vagina atau leher rahim. Hal ini dapat mengakibatkan keputihan bercampur darah setelah berhubungan.

Bagaimana Mengatasi Keputihan Bercampur Darah Setelah Berhubungan?

Jika Anda mengalami keputihan bercampur darah setelah berhubungan seksual, penting untuk mencari bantuan medis untuk mengetahui penyebabnya. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan mungkin juga tes tambahan, seperti tes darah atau tes pap smear, untuk mendiagnosis kondisi Anda.

Pengobatan keputihan bercampur darah akan tergantung pada penyebabnya. Jika penyebabnya adalah infeksi menular seksual, dokter akan meresepkan antibiotik atau obat antiviral yang sesuai. Jika penyebabnya adalah polip serviks, mungkin diperlukan tindakan pembedahan untuk mengangkat polip.

Beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi risiko keputihan bercampur darah setelah berhubungan seksual adalah:

1. Gunakan Pelumas

Pelumas dapat membantu mengurangi gesekan dan mencegah luka atau trauma pada vagina. Pilihlah pelumas yang bebas dari bahan kimia yang dapat menyebabkan iritasi atau alergi.

2. Gunakan Kondom

Memakai kondom dapat membantu melindungi vagina dari bakteri atau infeksi yang dapat menyebabkan keputihan bercampur darah. Selain itu, kondom juga dapat mencegah penyebaran infeksi menular seksual.

3. Jaga Kebersihan Diri

Membersihkan area intim dengan lembut dan menggunakan sabun yang lembut juga dapat membantu mencegah infeksi dan iritasi yang dapat menyebabkan keputihan bercampur darah.

Kesimpulan

Keputihan bercampur darah setelah berhubungan seksual dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perdarahan setelah aktivitas seksual yang kasar, infeksi menular seksual, polip serviks, ektopik, menopause, atau luka dan trauma. Jika Anda mengalami gejala ini, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat. Selalu jaga kebersihan diri, gunakan pelumas saat berhubungan seksual, dan gunakan kondom untuk mengurangi risiko keputihan bercampur darah.