Daftar Isi
Pengenalan
Di dunia internet, terdapat banyak singkatan dan frasa yang sering digunakan dalam percakapan online. Beberapa di antaranya adalah “WTF” dan “WTH.” Meskipun kedua frasa ini memiliki kegunaan yang serupa, mereka memiliki perbedaan yang penting. Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan perbedaan antara WTF dan WTH dalam bahasa Indonesia yang santai.
WTF: What The F*ck
“WTF” adalah singkatan dari istilah bahasa Inggris “What The F*ck.” Frasa ini sering digunakan saat seseorang mengalami kejadian yang mengejutkan, tidak masuk akal, atau sangat membingungkan. Biasanya, WTF digunakan untuk mengekspresikan rasa kaget, keheranan, atau ketidaksetujuan terhadap suatu hal.
Contoh penggunaan WTF dalam percakapan sehari-hari:
Contoh 1:
Andi: “Tadi pagi, aku melihat seekor burung terbang dengan kucing di mulutnya!”
Budi: “WTF?! Itu benar-benar aneh dan mengejutkan!”
Contoh 2:
Rani: “Aku baru saja melihat mobil berhenti di tengah jalan tanpa alasan yang jelas!”
Deni: “WTF?! Apa yang dia pikirkan?”
WTH: What The Hell
“WTH” merupakan singkatan dari “What The Hell.” Frasa ini juga digunakan dalam situasi yang mengejutkan atau membingungkan, tetapi WTH digunakan secara lebih ringan dibandingkan dengan WTF. WTH sering digunakan saat seseorang ingin mengekspresikan keheranan atau ketidaksetujuan tanpa menggunakan kata-kata yang terlalu kasar.
Contoh penggunaan WTH dalam percakapan sehari-hari:
Contoh 1:
Lisa: “Aku baru saja mendengar bahwa teman kita akan menikah dengan seseorang yang baru mereka kenal satu bulan yang lalu!”
Mira: “WTH? Apa mereka gila?”
Contoh 2:
Joko: “Saat aku sedang berjalan-jalan, ada seseorang yang menabrak kursi di depanku dan tidak meminta maaf!”
Yuni: “WTH? Orang-orang semakin tidak sopan saja.”
Kesimpulan
Dalam bahasa Indonesia yang santai, terdapat perbedaan antara “WTF” dan “WTH.” “WTF” digunakan untuk mengekspresikan kejutan, keheranan, atau ketidaksetujuan yang lebih kuat, sementara “WTH” digunakan secara lebih ringan. Keduanya digunakan dalam situasi yang membingungkan atau mengejutkan. Penting untuk menggunakan frasa ini dengan hati-hati dan memperhatikan konteks serta audiens yang akan membacanya.